• Firman Begundal
  • BURGERKILL dan IWAN FALS

    Berkunjung ke rumah bang Iwan Fals tadi malam dan disambut hangat oleh keluarganya.. Akhirnya kami bisa bertemu dengan salah satu sosok musisi yang banyak menginspirasi kami dalam bermusik..

  • KOREOGRAFI VIKING
  • INDRI BARBIE #25

    Si Cantik Indri Barbie Lady Dragster Bandung

  • BEGUNDAL HELL CLUB
  • angka 7

Jumat, 28 Februari 2014

Interview Vicky Burgerkill

Posted by Bedem Media on 18.16

INTERVIEW With "VicKy BURGERKILL"



Namanya terlalu imut untuk metal,

Yupi Yupiki. Tapi dipundaknya tanggung jawab besar menanti. Simak cerita seru

The New-Vocalist Burgerkill ini…
Bisa dilukiskan perasaan kamu sedetik setelah pengumuman vokalis Burgerkill?
Wah gak bisa dilukiskan! Pengumuman vokalis Burgerkill (BK) diumumkan pas sehabis acara Doomfest I di Dago Tea House tanggal 27 mei kemarin.
Tiga kandidat vokalis utama ini ngumpul di kantor BK dan lansung diadakan rapat
sampai diumumkan di rumah pak Eben. Pokoknya hari itu berkesan banget buat gw…
Gimana rasanya jadi vokalis sebuah band metal ternama di Indonesia?
Sampai sekarang gw sih masih gak percaya. Gila… gw jadi pengganti almarhum Ivan

Scumbag yang di mata gw udah legend abis. Di satu sisi gw berpikir ini seperti

sebuah beban, tapi gw punya tanggung jawab buat lebih baik.
Kesan pas pertama kali resmi sebagai vokalis Burgerkill?
Pas pertama kali masuk BK, gw dipanggil ama Eben katanya ada semacam ospek.

Wah, gw tahu kan ospek sebelumnya di BK itu mesti kuat ama hinaan dan cacian.

Wah kalau diomongin anjing mah udah biasa kali… eh ternyata gw justru dicukur

rambut sebagai tanda akekah (tradisi pada bayi yang baru lahir dengan memotong

rambutnya). Justru dipotong ama Ebennya bukan gondrong ala metal justru dibikin

Mohawk kayak gini nih hahaha…
Yang gw lihat kan ngeganti sosok seorang Ivan BK kan sulit, kesulitan pertama

kan datang dari massa, kedua dari para personil BK, dan ketiga dari diri lu

sendiri. Nah, lu ngerasa dukungan yang kayak gimana yang membuat kamu lebih

percaya diri?
Yah, anak-anak Heaven Fall dan BK juga sering ngedukung. Terus gw suka ngelihat

comment di Myspace dan Friendster. Yah pro dan kontra itu sudah biasa. Tapi

momentum yang bikin gw percaya diri ketika ada seseorang yang ngesms ke Eben

gini, “Pak Eben, jiwa Ivan Scumbag itu ada pada diri si Vicky…” Gila… sms itu

bikin gw merinding.
Sebelumnya Ivan bertanggung jawab untuk menulis lirik, apa hal yang sama

dibebankan juga pada kamu untuk kedepannya?
Memang sudah ada obrolan sebelumnya, dan rencana buat album BK kedepannya bakal

pakai bahasa Inggris semua. Tapi tidak semua dibebankan pada gw, karena mungkin

ada anak-anak juga yang bikin atau malah kita semua yang bikin berbarengan.

Yah, intinya saat ini juga gw punya keinginan buat belajar nulis lirik yang

baik kayak saat ini gw ikutan les bahasa Inggris. Dan pentingnya gw pengen

mikirin image gw di panggung.
:: supri-online.com - Music and Photography Journal ::
http://www.supri-online.com Powered by Joomla! Generated: 24 November, 2010, 21:18
Kan image Ivan Scumbag itu begitu sangar dan begundal dan sangar kalo di

panggung, dan justru sebaliknya kalau di belakang panggung. Lu sendiri kayak

gimana?
Pokoknya kalau di panggung emang mesti jadi monster. Apalagi gw kan mainin

musik metal.
Awalnya gimana sih bisa tertarik buat ikutan vokalis BK?
Awalnya sih hanya coba-coba. Gw diajakin teman gw dan juga salah satu

kandidatnya, Warik ama Odoy. Sempat gak PD juga. Apalagi yang sering dibawa

manggung sih si Teguh. Tapi ternyata hasilnya lain. Yah mungkin ini udah takdir

gw.
Ketika memutuskan buat ikutan audisi, pihak Heaven Fall sendiri bagaimana?
Pada saat ikutan audisi sih emang gw gak ngomong atau berterus terang ke

anak-anak Heaven Fall bahwa gw ikutan audisi vokalis BK. Baru pas saat

tengah-tengah audisi gw ngomong terus terang ke anak-anak HF. Dan gw juga

jelasin tentang masa depan gw di BK dan masa depan gw di HF itu sendiri. Yah supaya

enak kedua-duanya lah… Untungnya anak-anak HF pada ngerti
Diantara dua kandidat lainnya, menurut kamu saingan terberat itu siapa?
Sebenarnya gw sempat minder ama dua pesaing tersebut, Warik dan Teguh. Keduanya

punya karakter vocal yang bagus. Gw juga gak percaya
Nama kamu, Yupi Yupiki. Terdengar kurang sangar dan metal yah…
Iya nih… mungkin perlu ganti nama kali jadi Vicky getih (darah) hahaha…
Kesibukkan sehari-hari seorang Vicky itu kayak gimana?
Yah, saat ini dibukkan dengan beresin kuliah nih. Belum lulus-lulus nih hahaha…

Selain itu gw juga disibukkan dengan fitness agar tubuh bisa lebih prima dan

kelihatan sangar di panggung hehehe…
Sebelum di BK, kamu sendiri pernah di band apa aja?
Heaven Fall, Disorder Lies, Balcony, Savor Of Filth, Symphony at My Lady

sebagai drummer.
Banyak yang ngomong bahwa seorang Vicky itu multitalent karena bisa mainin

segala jenis alat musik. Contohnya di Symphony At My Lady kamu justru megang

posisi drummer. Apa merasa ada bakat bermusik?
Gw sih tipe orang yang ambisius. Kalo gw pengen bisa sesuatu maka gw belajar

:: supri-online.com - Music and Photography Journal ::
http://www.supri-online.com Powered by Joomla! Generated: 24 November, 2010, 21:18
dan mesti bisa.
Selama bermusik, kamu nyaman di posisi sebagai apa?
Hmmm… drum dan vocal sih. Tapi vokalis punya tanggung jawab yang gede sih.
BK sebagai band professional tentu membutuhkan totalitas. Sementara di satu

sisi kamu masih punya kesibukkan dengan kuliah. Ngatur waktunya sendiri kayak

gimana?
Yah, gw total di si Burgerkill aja. Gw emang mesti mengatur waktu sebaik

mungkin. Dan gw bikin hierarki prioritas aja kayak beresin kuliah disela padatnya

jadwal si BK.
Referensi musikal lu?
Devin Townsend (Strapping Young Lad). Orang itu jenis abis. Bisa mainin segala

jenis alat musik dan juga menjadi produser Soil Work. Karena Ripple sekarang

edisi SEX ISSUE. Pernah punya pengalaman seks yang metal banget? Gw pernah

ngelihat teman gw sendiri ML di mana ceweknya satu sedangkan cowoknya tiga

orang.
Posisi seks favorit?
Gw suka dada dan bokong cewek yang gede. Gaya favoritnya sih cewek diatas dan si cowok di bawah.

Pornstar favorit?
Briana Banks
5 Playlist yang didengarkan?
Soilwork
Strapping Young Lad
Chimaira
Meshuggah
The Haunted

Artikel asli : Majalar Ripple Bandung
:: supri-online.com - Music and Photography Journal ::
http://www.supri-online.com Powered by Joomla! Generated: 24 November, 2010, 21:18

Biografi Ayi Beutik (panglima Viking)

Posted by Bedem Media on 18.08

http://www.maunggeulis.com/wp-content/uploads/2013/10/ayi-beutik.jpg 

Persib adalah salah satu tim Liga Indonesia yang memiliki supporter fanatik. Viking atau yang anggotanya sering juga disebut Bobotoh kerap kali membuat kerusuhan pada setiap pertandingan. Ayi ”Beutik” Suparman lah yang berdiri di depan semua ini. Ia adalah sosok yang memiliki kendali akan semua supporternya. Ia adalah sosok bapak bagi para Bobotoh.
Untuk dapat mengorek lebih jauh lagi mengenai sosok yang sering disebut panglima ini bukanlah perkara mudah. Beberapa kali saya datang ke markas Viking untuk menemui Ayi ”Beutik” Suparman namun tidak berhasil menemuinya. Keesokan hari setelah Persib dikalahkan oleh Persitara, saya baru berhasil bertemu ia di jalan Banda, Bandung. Awalnya, kami membuat janji untuk bertemu di Saung Angklung Ujo pukul 14.00, karena disana ada acara Viking. Namun, setelah beberapa lama saya menunggu ternyata ia tidak datang. Kemudian saya telepon, ia mengatakan bahwa ia tidak datang kesana. Ia baru bangun tidur, mungkin karena kelelahan setelah mendukung Persib kemarin, ditambah lagi Persib menelan kekalahan. Saya sempat berfikir bahwa ia tidak bersedia diwawancarai karena ia kecewa atas hasil pertandingan kemarin.
Kemudian pertemuan kami diundur dua jam lagi dan lokasi berubah. Lokasi pertemuan pun disepakati, yaitu di markas Viking dan tempat menjual merchandise Viking, di Jalan Banda. Di sana saya berbincang-bincang dengan Viking lainnya. Mereka ramah, tidak tergambar di benak saya kalau mereka berbuat anarki di lapangan. Ada yang mengatakan kalau Ayi tidak akan datang. Karena penasaran, saya menghubungi ia lagi. Ternyata mobilnya mogok dan ia menyuruh saya menunggu. Setelah satu jam menunggu, akhirnya ia datang juga.

Ia datang mengunakan motor bersama istri dan kedua anaknya. Mereka terlihat seperti keluarga yang sangat harmonis. Terlebih lagi kekompakan mereka dalam berpenampilan. Seluruh anggota keluarga menggunakan atribut Viking, kecuali anaknya yang masih bayi. Istrinya menggunakan baju biru bertuliskan Persib Viking, begitupun dengan Ayi dan anak pertamanya.

Ada sesuatu yang unik dari penampilan mereka, yaitu model rambut Ayi dan anaknya sama dengan model mohawk, yang membedakan hanya warna rambut. Ayi yang berbadan sedikit tambun dan besar serta berambut berwarna pirang terlihat lebih muda dengan pakaian yang ia pakai. Ia menggunakan celana pendek selutut dengan kaos serta topi baret.

Setelah memarkir motor, ia dan keluarga berbincang-bincang dengan anak-anak Viking yang lain sambil sesekali membahas pertandingan kemarin dengan menggunakan bahasa sunda. Sosoknya terlihat begitu bersahabat, ia pun menyapa saya dengan sangat ramah. Ia senang tertawa ketika berbicara. Bahkan, saya pun merasa nyaman ketika mewawancarainya. Kesediannya meluangkan waktu, termasuk lewat telepon, membuat saya merasa dekat dengannya.


Saya pun berkenalan dengan anak dan istrinya. Istrinya, Nia Dasmawati adalah seorang guru SD. Anak pertama mereka, Jayalah Persibku baru berumur lima tahun dan anak bungsunya yang masih bayi bernama Usab Perning. Nama kedua anaknya itu diberikan karena kecintaannya pada Persib.


Ayi menikah pada saat umurnya 37 tahun. Dengan background sebagai pemanjat tebing dan kemampuannya dalam hal pemetaan, Ayi bekerja pada bagian pemetaan pada perusahaan konsultan asing. Ia merupakan lulusan Institut Tekhnologi Bandung jurusan Geodesi. Ia juga banyak tahu dan mengenal banyak tempat di Indonesia


Sosok Supporter Viking ini memang agak lain daripada yang lain. Kadang-kadang ia berlaku urakan dan terkesan semau gue di stadion. Saat mendukung tim kesayangannya itu, ia sering berpakaian nyentrik. Teriakan-teriaknnya membuat stadion menjadi berwarna. Kecintaannya pada sepak bolalah yang menjadikan dia seperti sekarang ini. Panglima adalah julukan yang ia peroleh dari para supporter Viking. Setiap ada bentrokan, ia selalu berdiri dibarisan paling depan. Keberanian inilah yang membuatnya menjadi sosok panglima bagi Viking.

Salah satu pendiri Viking ini memiliki loyalitas yang sangat tinggi pada Persib. Hal ini terlihat dari dukungnnya di setiap pertandingan. Telah banyak pengorbanan yang telah ia berikan untuk Persib dan Viking, bukan hanya materi melainkan juga kepentingan pribadinya. Beberapa kali ia ditahan karena membela harga diri Persib yang akhirnya berbuah kerusuhan. Dirinya yang kontroversial ini membuatnya semakin disegani oleh supporter lawan.
Dukungannya ini terlihat bukan hanya di lapangan melainkan usaha yang ia dirikan. Persib adalah salah satu tim di Liga Indonesia yang memiliki pengelolaan supporter yang cukup baik. Selain itu, mereka memiliki usaha penjualan merchandise.
Selama hidupnya, Salah satu pendiri Viking ini tidak pernah membayar tiket karena ia selalu memanjat pagar keamanan. Baginya, apapun dilakukan demi sepakbola. Sebelum dan sesudah mewawancarainya, saya mengambil gamb ia beserta keluarganya. Gayanya masih terlihat seperti anak muda, tidak tergambar umurnya sudah 40 tahun lebih. Berikut wawancara Resi Fahma dengan Panglima Viking, Ayi Suparman pada hari minggu, 2 Desember 2007, di Jalan Banda, Bandung.
Sejak kapan mendukung Persib?
Kalau di Bandung dukung Persib itu warisan dari keluarga. Semuanya yang nonton di sini semuanya warisan karena fanatisme keluarga mereka nonton Persib. Dari dulu, warga Bandung kalau Persib maen pasti nonton, jadi kebawa-bawa. Orang rumah itu semuanya nonton Persib
Dapet inspirasi dari mana untuk membuat komunitas supporter Persib, yaitu Viking?
Viking ini adalah sekumpulan anak-anak yang biasa nonton di tribun selatan. Sebenarnya kenal sudah lama dengan anak-anak trubun selatan itu, cuma diproklamirkannya itu baru tahun 1993. Jadi, ya kumpulan anak-anak yang garis keras kalau di stadion. Waktu itu saya ngundang tiga daerah. Jadi waktu itu Viking terdiri dari tiga daerah, yaitu daerah saya daerah Pasir luyu, Heru daerah Cibangkong, Haris dari daerah Pasundan dan ada dua orang lagi dari jalan Bandung. Waktu itu berembuk rapat di rumah saya. Tahun 17 Juni 1993 lahirlah Viking.
Apakah aliran garis keras tersebut?
Jadi, tim viking waktu itu nggak banyak, cuma empat puluh atau lima puluh orang, tetapi di stadion itu memberi warna. Kalau ada wasit tidak adil, langsung teriak dan masuk ke lapang. Dihalangi oleh polisi dan tentara, lalu berantem sama polisi. Semenjak itu Viking mulai diperhatikan. Yang lima puluh orang itu gila, terus menyebarkan virus. Lama-lama ada yang suka dan ada yang tertarik. Jadi, akhirnya seperti ini, jadi banyak.
Dulu kalau mau masuk Viking itu syaratnya harus berantem. Jadi kalau nonton ke Jakarta di Lebak Bulus harus berantem. Setelah itu semakin banyak anggota garis kerasnya dan membludak. Jadi nggak bisa kaya gitu lagi, kan ada banyak perempuan dan anak kecil yang masuk jadi anggota. Jadi, kalau mau jadi anggota harus ngambil kartu anggota dulu, syaratnya harus nonton dulu ke lawan. Misalnya nonton ke Tanggerang. Tapi, lama kelamaan makin membludak lagi, ya seperti biasa aja
Waktu anggotanya masih sedikit, kenapa harus pakai syarat berantem dulu?
Ya kan garis keras, semuanya holigan. Wah, itu favorit kalau berantem. Ada si Odoy itu mau masuk. Oke, siap kamu harus berantem sama supporter tamu. Sampai pingsan dia.
Apakah pernah terfikir untuk jadi pemain, bukan jadi supporter?
Ya, tapi ngga kesampean. Ngga bisa aja main bola, cuma saya hobi sepak bola, main-main aja.
Apa hobi anda ?
Sukanya, nonton bola sama musik.
Kenapa sih musti ada sosok panglima di Viking ?
Jadi, Viking ini kumpulan supporter yang bisa dibilang melibatkan puluhan ribu anggota, tetapi tidak ada struktur kepengurusan. Jadi, istilah panglima itu adalah bapak dari anak-anak. Jadi, kalau berantem atau ada apa-apa saya selalu yang paling depan. Julukan itu sendiri nggak ada yang ngangkat. Karena di Viking sendiri struktur organisasinya ga jelas. Pernah mau dilegalkan, dibadanhukumkan, tapi ternyata udahlah pure aja supporter. Nggak mesti ada HRD, tata tertib, kalau macem-macem pukul aja tata tertibnya.
Kapan anda merasa nikmat menjadi panglima Viking?
Saya ngga merasa diri saya jadi panglima. Panglima itu julukan dari anak-anak karena kalau berantem saya selalu di depan. Waktu di Jakarta di Komdak saya pernah ditahan dua kali. Saya ditahan gara-gara pas Persib kalah mobil digulingkeun keluar bensin terus dibakar terus saya langsung ditahan. Terus beberapa kali di Komdak. Di Bandung beberapa kali di tahan. (sambil tertawa)
Apa Suka duka jadi panglima?
Dukanya, ngerepotin orang tua pas lagi ditahan
Waktu itu umur berapa?
Saya masih umur 23 atau 24 tahun
Waktu itu sudah menikah?
Belum, nikah itu baru lima tahun kemarin. Pas nikah umur itu 37 tahun.
Apa peran anda sebagai panglima?
Saya mendampingi kalau ada yang macam-macam turun ke lapangan, saya tegur dan bilangin.
Apa itu tanggung jawab anda?
Iya, kadang-kadang dipukul sama yang laen, jadi efek jera aja. Jadi, laen kali nggak gitu lagi.
Waktu ditangkep, ngerasa kapok nggak?
Malah tambah pingin lagi.
Kan sering banget bentrok. Pernah takut ga?
Justru nikmatnya nonton bola itu di situ.
Kenapa nonton bola mesti rusuh?
Bukan musti rusuh. Tetapi, di saat harga diri kita dan kebanggaan kita terusik, misalnya dilemparin, dicaci maki, dihina. Saat itu harga diri kita bangkit. Membela harga diri ternyata bangga dan indah sekali.
Apa Batesannya harga diri anda terusik?
Dihina di lapang, ya kita serang aja yang menghina kita. (misal ada yang bilang Persib dengan kata-kata kasar) ya kita cegat aja dan pukulin.
Bagaimana jika ada oknum-oknum yang sengaja memancing keributan?
Tapi sebatas menjaga nama Persib ya nggak masalah, sah-sah saja. Melempar dan mukul ga masalah.
Kenapa harus bentrok kalau bisa damai?
Ya, kalau nggak macem-macem mah, kalau kita datang mereka nggak menghina kita, tapi disambut, ya kita juga nggak apa-apa. Tapi kalau kita diusik, ya serang aja. Itu sering terjadi, di Jakarta, di Sleman, di mana juga pasti gitu. Sepak bola antar RT aja suka ribut.
Bagaimana masalah Viking dan The Jak yang bisa sampai seperti musuh bebuyutan?
Sebenarnya itu dulu waktu the Jak datang ke Bandung selalu tidur di rumah saya. Jadi waktu itu hubungannya mesra ngga berantem. Ya tahun 1998 mulai berantem. Dulu kalau saya ke Jakarta saya tidur di sekertariat Persija di Menteng.
Kenapa sekarang bisa jadi begini?
Sebabnya, waktu itu stadion Siliwangi ini steril nggak pernah supporter lain datang ke Bandung. Waktu itu rapat. ”Kumaha mang ayi? Persija datang.” Saya bilang peringatkan saja jangan macam-macam, tetapi terjemahan anak-anak lain. Mereka malah langsung dipukulin. Setelah itu pas kita nonton PSSI lawan Irak, kita dipukulin juga. Mulai awal perseteruan itu adalah salah menerjemahkan kata-kata saya. Saya bilang kalau anak The Jak datang ke Siliwangi kalau macem-macem pukul aja. Anak-anak menerjemahkannya salah, pas dateng udah langsung dipukul. Itu adalah dosa saya. Dosa saya itu yang membuat Bandung dan Jakarta dan puluhan ribu massa sampai berantem itu saya yang pertama salah.
Sekarang masih ada hubungan dengan the jak?
Masih ada, tapi tetep harus dilestarikan. Kalau saya sama dia nggak apa-apa. Suka sms-an, tapi dalam tanda kutip dalam sms-an itu, jadi menjaga masing-masing. Saya menghormati dia, dia juga menghormati saya.
Apa ada upaya untuk memperbaikinya?
Ya udah, pure aja. Toh sepak bola di mana-mana adalah seperti itu. Ada ketegangan antar setiap rival. Di spanyol, di luar negeri di seluruh dunia hal seperti itu ada sepak bola seperti itu.
Apa tidak ada upaya lain?
Ada, dulu saya pernah dipanggil Sutiyoso, tetapi saya nolak. Pernah saya diundang ke Gubernur Jakarta tetapi saya tolak. Jadi, satu-satunya sisa hutang Sutiyoso itu mendamaikan Viking sama Yang lain dia sudah sukses, Megawati nggak bisa protes. Semua programnya yang kurang itu cuma satu yaitu mendamaikan Viking sama The Jak dan yang menolak itu saya
Kenapa menolak, padahal tadi anda bilang itu dosa anda?
Ya, tapi saya daripada kehilangan banyak anggota. Jadi, sudah mendarah daging kalau seandainya Viking takut sama the jak saya nggak mau kehilangan banyak angggota. Biarin saja seperti air yang mengalir nanti ada muaranya. Muaranya, mungkin persija nggak punya biaya lagi, nggak didukung lagi sama gubernur karena Persijatim aja dulu dijual, Persitara sekarang nggak punya modal. Itulah Sutiyoso, akal-akalan politiknya dia aja. Mungkin aja setelah Sutioyoso nggak ada mungkin aja, seperti gajih pemain akan telat. Mungkin muaranya seperti itu.
Tetapi, apa kebencian itu sudah benar-benar mendarah daging?
Nggak apa-apa, dalam sepak bola memang seperti itu. Di Madrid jauh lebih parah.
Bukankah lebih enak damai daripada kerusuhan yang menelan korban?
Nggak apa-apa sepak bola mah. Kaya di Lazio aja ada supporter yang meninggal, padahal itu di Itali yang sepak bolanya sudah maju. Itu adalah bahasa sepak bola, nggak apa-apa. Jadi, peran di sini adalah meminimalisir kerusuhan. Yang paling berperan disini adalah tugas polisi dan panpel (panitia pelaksana). Dan itu yang berlum terlaksana. Kalau di Luar negeri itu bisa diminimalkan. Dan saya inginnya seperti i tu.
Bisakah kesadaran itu ada dari anggota supporter itu sendiri?
Nggak bisa. Bicara sepak bola harus lihat kiblatnya. Bicara bahasa sepak bola sama di mana pun. Jadi, tahu jawabannya kalau sudah nonton ke lapangan minimal sepuluh kali.
Batesan prilaku supporter di lapangan itu apa?
Kalau main di sini ada polisi. Cuma saya kalau sudah parah antara polisi dan anak-anak berantem baru saya yang menenangkan.
Bagaimana kalau lempar-lempar botol?
Ya kalau lawan Persija nggak apa-apa, kalau lawan yang lain nggak boleh.
Kenapa diskriminatif begitu?
Ya karena Persija musuh kita, itu harus dilestarikan. Itu uniknya dalam sepak bola.
Apa ini bentuk aplikasi fanatisme yang berlebihan?
Iya, memang fanatisme yang berlebihan, dalam sepak bola seperti itu.
Tetapi, bukankah segala sesuatu yang berlebihan itu tidak bagus?
Ya memang nggak bagus.
Kenapa biar nggak bagus tetap dijalankan?
Ya nggak apa-apa, karena sepak bola itu pengecualian.
Tetapi kan imbasnya ke pemain?
Itu resiko sepak bola. Contohnya, pemain termahal Robinho, itu sampai ibunya diculik. Drogba dan Jhon terry itu di Bandara diludahi, itu pemain Chelsea, pemain kelas dunia. Itu di dalam sepak bola adalah resiko, karena kita adalah satu kesatuan. Supporter itu adalah pemain ke-12. Disaat pemain merasa tersakiti tidak bisa mengungkit supporter. Dan supporter juga tidak bisa menuntut ke pemain. Karena semua adalah satu kesatuan.
Waktu pemain Persib datang ke Lebak Bulus dan diserang. The jak mendapat hukuman. Akan tetapi, hukuman yang dijatuhkan tersebut tidak sama saat Viking juga menyerang pemain Persija yang datang ke Siliwangi. Hukuman yang dijatuhkan pada Persib cenderung memihak. Apa benar PSSI pilih kasih terhadap Persib?
Ya karena PSSInya di Jakarta. Emang PSSI pilih kasih sama Persib. Memang PSSI belum bener, ketuanya dipenjara. Memang perlu revolusi pergantian total di dalam tubuh PSSI. Itu yang harus dibenahi kalau sepak bola Indonesia mau maju. Bila perlu saya waktu itu pernah menulis di koran bahwa kita itu perlu konsultasi bila perlu bawa aja orang dari Itali atau Inggris untuk digabungkan dengan orang kita terus dibikin organisasi, itu akan lebih baik.
Itu pernah anda ajukan ke PSSI ?
Ya, tapi ngga ada respon.
Waktu persib berada di zona degradasi, tiba-tiba sistem degradasi ditiadakan karena alasan tim Yokyakarta sedang terkena musibah bencana. Apakan ini salah satu bentuk pilih kasih PSSI terhadap Persib?
Emang PSSI harus di rombak total. Disatu sisi memang waktu itu orang Sleman itu sudah tidak mikir bola lagi, silakan mau dicoret atau apa. Dan kalau sampai Sleman dan Jogya mundur waktu itu, itu akan mengganggu sistem penilaian yang sudah ada. Waktu itu kan pertandingan belum habis jadi penilaian kacau. Dan itu harus dihentikan karena Jogya mengundurkan diri. Dan ada beberapa tim juga divisi 1 dan 2 jogya yang mengundurkan diri. Dan itu sangat mengganggu penilaian
Jadi anda merasa keputusan itu bukan untuk keuntungan Persib?
Memang harus, secara logika tim yang melawan Sleman itu nilainya harus dibagaimanakan, dikurangi, ditambah atau bagaimana. Lalu yang belum main bagaimana?
Bagaimana pendapat anda sehubungan dengan Persib yang kalah mulu?
Ya, namanya sepak bola, sah-sah saja. Jangan kan Persib, AC Milan aja terpuruk, jadi nggak apa-apa.
Apa anda kecewa?
Ya, kecewa. Jadi, kita memberikan usulan pada tim pelatih dan managemen.
Usulan seperti apa?
Ya, kekurangan di lini belakang diganti lini belakangnya, bukan membawa pemain asing dan lini tengah. Dan kita suka diskusi.
Bagaimana hubungan anda dengan para pemain?
Kalau sama pemain, saya jaga jarak, nggak boleh deket. Jadi, sama idola itu nggak boleh deket. Kalau sama idola sudah ngomong lo-gua, itu sudah nggak bener. Tapi saya juga suka ngobrol.
Sekarang kan Arcan Yuri diganti dengan lima assisten pelatih. Menurut anda apa keputusan ini sudah efektif?
Kalaupun mendatangkan Fabio Capelo tetap saja seperti ini. Karena nggak bisa mendadak. Sistem harus dari awal. Sekarang mah targetnya Persib lolos aja Super liga dulu.
Kalau delapan besar?
Kalau depan besar kita sudah hampir tertutup, jadi kita lolos saja Superliga sekarang. Jadi, minimal tahun depan kita nggak ketinggalan.
Bagaimana anda melihat persepakbolaan di Indonesia secara keseluruhan?
Sepak bola Indonesia mah mending seperti ini aja. Nggak usah kepentas sepak bola dunia menurut saya. Yang harusnya kepentas dunia mah sudah ada, bandminton.
Berarti pesimis sama prestasi.
Sudahlah, nggak bisa. Toh orang Brazil dan orang Argentina pun nggak mungkin lolos piala Thomas. Iya memang pesimis.
Bagaimana dengan supporter di Indonesia?
Nah, kalau supporter ada pembelajaran. Kalau dulu supporter itu nggak nerima kalau kalah dikandang. Kalau di Bandung kalau kalah di kandang itu selalu kerusuhan. Sekarang sudah nggak ada kerusuhan. Jadi, itu sudah kemajuan. Cuma sekarang larinya ke mabuk kalau kalah, kalau dulu kan merusak.
Waktu itu pernah ada kejadian orang yang plat motornya B, dipukuli oleh pendukung Persib. Padahal kan ia tidak tahu apa-apa. Bagaimana anda menanggapi hal tersebut?
Ya, itu karena fanatisme itu.
Tetapi kan itu salah
Iya, segala yang berlebihan salah
Apa tindakan anda menanggapi hal tersebut?
Mungkin ditanya dulu merekanya. Ada mobil dipukulin kacanya. Kenapa mereka. Misalnya karena mereka disuruh minggir nggak mau, ya sudah nggak apa-apa pukulin. Kalau tiba-tiba nggak salah terus mukulin, tangkep aja anak Vikingnya.
Jadi kan imbasnya bukan hanya ke pemain dan supporter saja, tetapi juga orang biasa.
Ya, nggak apa-apa. Dulu saja yang menyuruh plat mobil jakarta nggak boleh masuk ke Bandung. Waktu weekend kan banyak orang Jakarta yang kesini. Terus kita stop di jalan Pasteur, kita suruh pulang lagi.
Apa arti sepakbola bagi anda?
Ya, seperti itulah, bila perlu menghalalkan segala cara demi sepak bola. Misalnya ada anak viking nggak punya uang untuk nonton delapan besar di Medan waktu itu, dia mencuri emas ibunya. Kata anak-anak di sini nggak apa-apa yang penting bisa nonton.
Kalau untuk anda sendiri, apa yang sudah anda korbankan untuk Viking?
Ya waktu ditahan polisi dan di Komdak
Apa arti Viking bagi anda?
Karena Viking saya yang mendirikan, jadi ya ngalir aja.
Sekarang juga banyak kan perempuan yang nonton bola. Bagaimana tanggapan anda?
Ya bagus, karena dulu kalau ada cewe datang ke Siliwangi itu riskan bahaya, kalau sekarang dengan adanya Viking girl jadi bagus lah
Ada perlindungan khusus buat mereka?
Ada, sekarang juga sudah mulai terbiasa. Kalau dulukan ganjil kalau ada perempuan di Stadion. Jadi sistemnya kalau di luar melindungi anak kecil sama cewe. Kalau ribut itu sudah sering, jadi sudah ngertilah.
Istri anda tidak marah kalau anda sering ditangkep atau ikut bentrokan?
Istri saja juga dulu suka lempar-lempar polisi. Dulu saya ketemu istri aja di stadion. Dan disini banyak juga yang menikah karena sama-sama Viking.
Anak juga suka diajak nonton?
Iya.
Ada ngga pengaruh terhadap cara anda mendidik anak?
Ya Persib ngaruh juga ke anak saya, ya nanti lihat sajalah. Kalau untuk ke depan belum keliatan kan baru lima tahun.
Bagaimana tanggapan istri, saat anda memberi nama Jayalah Persibku?
Nggka apa-apa, malah seneng. Katanya namannya bagus.
Apa komentar Jaya kalau liat ayahnya mimpin di atas?
Ya pingin ikut di atas, tapi kan nggak boleh takut jatoh.
Punya keinginan agar anak anda jadi panglima juga?
Bebas saja, kalau, nyuruh-nyuruh bahaya atuh saya dilaporkan ke komnas anak. Biarkan aja mau jadi apa.
Kenapa di panggil ayi ”Beutik”?
Itu mah julukan aja. Beutik itu nama orang. Jadi dulu itu ada bapak-bapak tinggi besar. Pas saya tumbuh dewasa saya kaya dia, makanya dipanggil Beutik. Nggak apa-apa julukan aja.
Masih suka manjat tebing?
Masih, paling dua bulan. Kalau kangen manjat lagi. Saya yang pertama awal olahraga panjat tebing saya ikut ngedirin juga panjat tebing di Indonesia.
Hobi lainnya apa sekarang?
Main bola dan sekarang mah ngurus anak. Minggu waktunya, kalau nggak ada persib maen waktunya sama keluarga.
Kalau disuruh pilih pekerjaan dan Viking, pilih mana?
Karena kerjaannya nggak mengikat, jadi saya teruskan
Arti keluarga buat anda?
Segala-galanya.
Bagaimana seandainya keluarga minta akang berhenti?
Ya, ngga mungkin. Istri saya anak Viking juga, suka nonton bola juga. Dia sangat ngerti. Kalau saya ditangkap polisi sudah ngerti. Waktu itu saya nggak pulang karena ditangkap polisi gara-gara mukul wasit di sini, ditahan sudah ngerti. Ditelpon sama saya, ditahan di Polwil, sudah ngerti. (sambil tertawa).
Suka kasian inget keluarga ngga, kalau lagi bentrokan?
Iya, kalau sekarang, semenjak punya anak jadi iya. Kalau dulu mah nggak, di depan aja, selalu ditangkap polisi. Paling sekarang ingetin anggota yang kecil. Ngingetin anggota Viking yang kerasnya. Tapi, kalau lagi berantem di mana pun selalu ngingetin. Karena sekarang udah punya anak jadi inget.
Bagaimana misalnya sudah terlanjur dalam bentrokan, tetapi lalu inget keluarga?
Ya tanggung terus aja, tapi minimal ada rem.
Pernah mikir mau berenti?
Nggak, karena semenjak Viking berdiri sampe sekarang belum pernah juara Persib. Tahun 1994 persib juara, tapi Viking belum rame. Jadi kurang terasa geregetnya, dan sampe sekarang belum juara lagi. Dulu waktu sebelum nikah, saja saya mau nikah kalau persib juara, tapi persibnya teu juara-juara. Umur sudah mau 40 tahun, akhirnya, umur 37 udahlah nikah aja, nanti kalau Persib juara baru syukuran lagi. Semuanya gitu, kalau persib juara syukuran lagi.
Terus kapan mau berhenti?
Kalau nggak ada Persib ya berhenti, sampai bubar Persib. Kalu Persib nggak bubar ya terus aja.
Apa obesinya sekarang?
Ingin Persib juara, udah nggak ada lagi obsesi saya. Ya, istri saya kan kerja ngajar, jadi cukuplah jadi pegawai negeri jadi tenang
Kalau anda melihat diri anda sendiri bagaimana?
Jadi, saya mah merasa berdosa karena perseteruan antara Viking dengan The Jak gara-gara saya. itu aja, selalu merasa berdosa.
Apa sudah puas sama Viking yang sekarang?
Viking ini di Indonesia dijadikan proyek percontohan. Saya pernah disuruh me-manage supporter Semen Padang. Saya pernah ke Ujung Pandang untuk menerangkan seperti apa Viking, yang menghasilkan uang dari merchandise. Mereka belajar dari situ. Salah satu contoh, Viking sudah mengeluarkan tiga album kompilasi Persib, yang semuannya band-band lumayan lah. Itu, nggak ada di Indonesia yang bikin album kompilasi, paling mereka bikin album yang nyanyian-nyayian di lapangan, tapi grup bandnya nggak ada. Ya, kalau hal-hal dalam sepak bola sudah cukuplah. Karena patokannya kita sering diminta sebagai proyek percontohan.
Harapan kedepannya buat Viking?
Nunggu persib juara. Untuk supportenya, udah beberapa kali punya harapan untuk punya stadion sendiri ya karena di sini sudah tidak memenuhi. Ya harapannya, ingin jadi lebih baik lagi. Karena kita masih sering kena sangsi. Jadi, kita terus menekan kerusuhan di lapangan agar tidak kena sangsi. Misal, mencegah pelemparan. Tetapi kalau di luar ada bentrokan nggak apa-apa. Karena sangsi itu hanya di dalam lapang saja.
Identitas narasumber :
Nama : Ayi Suparman
Panggilan : Ayi Beutik
Pendidikan : Geodesi ITB
Asal : Bandung

Sejarah Ujung Berung Rebels

Posted by Bedem Media on 17.55

PANCEG DINA JALUR :  UJUNGBERUNG REBELS
Oleh Kimung

Ujungberung adalah sebuah kota kecamatan di bandung bagian paling timur. Daerah ini berada pada ketinggian 668 m di atas permukaan laut, berbatasan dengan Kecamatan Cibiru di timur, Kecamatan Arcamanik di barat, Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung di utara, dan Kecamatan Arcamanik di Selatan. Kecamatan Ujungberung mempunyai luas wilayah 1.035,411 Ha, dengan jumlah penduduk 67.144 jiwa. Sejak dulu, Ujungberung terkenal sangat kental dengan seni tradisionalnya, terutama seni bela diri benjang, pencak silat, angklung, bengberokan, dan kacapi suling.
Kultur kesenian rupanya tak lekang dari generasi muda Ujungberung walau Ujungberung kemudian dibom oleh kultur industri. Daya eksplorasi kesenian yang tinggi membuat tipikal seniman-seniman muda Ujungberung terbuka terhadap segala pengaruh kesenian. Salah satu yang kemudian berkembang pesat di Ujungberung selain seni tradisional adalah musik rock/metal.
Ujungberung 1990
Masih tak jelas kapan rock/metal masuk ke Ujungberung. Agaknya, sejak booming Guns n Roses, Metallica, dan Bon Jovi di Indonesia, Ujungberung tak ketinggalan tren ini. Walau dalam kondisi yang sangat terbatas beberapa gelintir kaum muda Ujungberung membentuk band dan memainkan lagu-lagu band rock favorit mereka. Di kalangan komunitas Ujungberung Rebels sekarang, Kang Koeple (kakak Yayat-produser Burgerkill) dan Kang Bey (kakak Dani-Jasad) bisa disebutkan sebagai generasi awal pemain band rock di Ujungberung. Pertengahan tahun 1980an hingga awal 1990an, mereka memainkan lagu-lagu rock semacam Deep Purple, Led Zeppelin, Queen, dan Iron Maiden selain juga menciptakan lagu sendiri.
Era ini kultur panggung yang berkembang Ujungberung, dan juga di Bandung, adalah kultur festival. Band tandang-tanding di sebuah festival musik dan band yang menang akan masuk dapur rekaman. Kita mungkin masih ingat Rudal Rock Band, salah satu band rock yang lahir dan sukses dari kultur ini. Saat itu saya masih kelas lima SD ketika tercengang-cengang melihat penampilan pemain bass-nya yang membetot dawai bass penuh energi. Mirip Cliff Burton. Sejak itu saya bercita-cita menjadi seorang pemain bass dan memainkan musik metal sekencang-kencangnya!
Agaknya ketercengangan yang sama menginspirasi generasi adik-adik Kang Koeple dan Kang Bey untuk mendirikan band. Tahun 1990 di Ujungberung, Yayat mendirikan Orthodox bersama Dani, Agus, dan Andris. Orthodox memainkan Sepultura album Morbid Vision dan Schizophrenia. Sementara itu di Ujungberung sebelah barat, Sukaasih, berdiri Funeral dan Necromancy. Funeral digawangi AamVenom, Uwo, Iput. Mereka memainkan lagu-lagu Sepultura, Napalm Death, Terrorizer. Sementara itu, Necromancy memainkan lagu-lagunya Carcass dan Megadeth. Band ini dua kali merombak personilnya berdasarkan musik yang mereka mainkan. Era crossover Necromancy terdiri dari Dinan (Vox), Oje (gtr), Aria (bass), Punky (dr). Era metal terdiri dari Dinan (vox), Oje (gtr), Andre (gtr), Boy (bass), Punky (Dr). Andre kini kital kenal sebagai gitaris Full of Hate.
Di Ujungberung sebelah timur, tepatnya di daerah Cilengkrang I, Tirtawening, berdiri Jasad yang digawangi Yulli, Tito, Hendrik, Ayi. Mereka membawakan lagu-lagu Metallica dan Sepultura. Pertama kali saya melihat Jasad ketika saya kelas 2 SMP ketika mereka manggung di sebuah festival rock di Alun-alun Ujungberung. Masih terkenang bagaimana Alun-alun dipenuhi pemuda gondrong berstelan hitam-hitam. Ingar bingar menghajar atmosfer sore itu. Jasad memainkan lagu Metallica saat itu dan untuk kedua kalinya saya tercengang melihat penampilan band rock. Sementara itu, di Cilengkrang II kawasan Manglayang, berdiri band Monster yang membawakan heavy metal ciptaan sendiri dengan motor gitaris Ikin, didukung Yadi, Abo, Yordan, Kenco, dan Kimung.
Yang unik, perkenalan para pionir ini berawal dari tren anak muda saat itu : main brik-brikan. Dinan (Necromancy) pertama kali kenal dengan Uwo-Agus (Funeral) dari jamming brik-brikan. Pun di kawasan Manglayang. Para personil Monster adalah para pecandu brik-brikan. Mereka berbincang mengenai musik, saling tukar informasi, dan akhirnya bertemu, membuat band, dan membangun komunitas. Selain brik-brikan, faktor kawan sesekolah juga menjadi stimulan terbentuknya sebuah band. SMP 1 Ujungberung—kini SMP 8 Bandung—menyumbangkan Toxic—Addy-Ferly-Cecep-Kudung—yang merupakan cikal bakal dari Forgotten. Band anak-anak SMP ini berdiri sekitar tahun 1991 atau 1992. Addy kita kenal sebagai vokalis Forgotten. Sementara Ferly adalah gitaris Jasad sekarang. Belum lagi band-band di SMA 1 Uungberung—kini SMA 24 Bandung—yang tak tercatatkan saking banyaknya.
Yang sangat mengagumkan di era ini adalah mereka telah memiliki radio komunitas yang dibuat dan diurus sendiri. Radionya bernama Salam Rama Dwihasta, di kawasan Sukaasih, berdiri tahun 1992 ketika metal semain menggila di Ujungberung. Radio ini radio biasa, tapi memilki program khusus lagu-lagu metal/death metal/grindcore. Nama programnya “Bedebah” dan mengudara setiap sore. Ketika permetalan didominasi heavy metal, “Bedebah”-nya Salam Rama Dwihasta sudah menggeber gelombang dengan Napalm Death, Carcass, Terrorrizer, Morbid Angel. Dua penyiarnya adalah Agung dan Dinan. Kabarnya, Dinan masih berseragam putih abu saat itu. Di balik usia belia mereka, saya merasakan semangat luar biasa dari para pionir ini dalam upaya menyebarkan musik metal di Ujungberung dan Bandung. Salut lur! Generasi ini juga tumbuh dalam kultur festival. Mungkin selain festival, panggung kecil agustusan dan event-event sekolah semacam kelulusan atau samen adalah ajang mereka berunjuk gigi.

Generasi Pendobrak : Homeless Crew dan Ujungberung Rebels
Kultur festival yang dirasa kurang bersahabat membuat gerah segelintir musisi muda. Dalam festival mereka harus memenuhui banyak syarat. Harus memainkan lagu band anu-lah, harus jadi gini lah, jadi gitu lah, pendeknya festival menuntut band untuk menampilkan wajah sama, bermanis muka agar menang di depan sponsor atau produser. Hal itu memangkas semangat ekspresi rock/metal juga semangat terdalam dan manusiawi dalam diri seorang seniman untuk berkarya. Dengan kesadaran baru itu gelintiran musisi muda Ujungberung maju dan merangsek jalanan.
Akhir tahun 1993, muncul kekuatan baru dari Ujungberung. Masa ini berdiri Studio Palapa, sebuah studio latihan musik milik Kang Memet yang dikelola Yayat dan Dani (Orthodox). Studio ini kemudian menjadi kawah candradimuka band-band Ujungberung hingga melahirkan band-band besar, kru-kru yang solid, dan musisi-musisi jempolan. Studio Palapa juga yang kemudian melahirkan rilisan-rilisan kaset pertama di Indonesia. Mereka merekam lagu-lagu dengan biaya sendiri, mendistribusikan sendiri, melakukan semua dengan spirit Do It Yourself. Dari sepuluh band independen di Indonesia yang tercatat Majalah Hai tahun 1995, tiga di antaranya berasal dari Ujungberung. Mereka adalah Sonic Torment, Jasad, dan Sacrilegious. Label dan perusahaan rekamanyang mereka kibarkan adalah Palapa Records.
Tahun 1995, di Ujungberung berdiri sebuah perkumpulan anak-anak metal bawahtanah yang menamakan diri sebagai Extreme Noise Grinding (ENG). Organisasi inilah cikal bakal segala dinamika Ujungberung Rebels, hingga hari ini. ENG digagas para pionir seperti Yayat dan Dinan sebagai wadah kreativitas anak-anak Ujungberung. Propaganda awal mereka adalah membuat sebuah media sharing antar dan inter komunitas musik metal bawahtanah berbentuk zine dengan nama Revograms. Zine ini disebut-sebut sebagai zine pertama di komunitas musik bawahtanah dan juga komunitas independen Indonesia. Revogram digagas Dinan dan dilaksanakan Tim Redaksi Revogram beranggotakan Ivan, Kimung, Yayat, Dandan, Sule, Gatot. Propaganda selanjutnya adalah membuat acara musik Bandung Berisik Demo Tour yang lalu dikenal sebagai Bandung Berisik I. Di acara ini lima belas band Ujungberung unjuk gigi, ditambah bintang tamu Insanity dari Jakarta. Hingga kini, Bandung Berisik tetap diusung masyaraat metal Ujungberung selain tiga pergelaran khas Ujungberung lainnya, Death Fest, Rottrevore Death Fest, dan Rebel Fest.
Setelah Bandung Berisik, propaganda dilanjutkan dengan merencanakan sebuah kompilasi band-band Ujungberung sebagai manifestasi atas eksistensi komunitas. Kompilasi tersebut memuat 16 band metal Ujungberung dan bertajuk Ujungberung Rebels. Kompilasi ini dirilis Musica dengan judul Independen Rebels dengan nilai transaksi 14 juta tahun 1998. Namun demikian, nama Ujungberung Rebels tak lantas pudar. Nama ini kemudian menjadi identitas komunitas musik metal bawahtanah Ujungberung, berdampingan dengan nama Homeless Crew yang merujuk pada gaya hidup musisi Ujungberung yang hidup di jalanan dan bohemian.
Keuntungan kompilasi Independen Rebels kemudian dijadikan modal mendirikan sebuah distro yang menampung hasil kreativitas anak-anak Ujungberung dan Indonesia pada umumnya, oleh Yayat selaku produser. Distro yang lalu berdiri bernama Rebellion, bertempat di jl. Rumah Sakit. Kabarnya, Rebellion adalah distro kedua di Indonesia setelah Reverse Outfit. Belakangan,Rebellion pindah, bersinergi dengan Pisces Studio. Pisces adalah studio milik Dandan ketika Kang Memet akhirnya memutuskan menjual alat-alat band Studio Palapa, Februari 1997.
Sementara dinamika rilisan kaset menggila, begitu juga dengan zine dan media. Zine kedua setelah Revogram adalah Ujungberung Update. Mereka yang berada di balik Ujungberung Update adalah Addy Gembel, Amenk, dan Sule. Merekalah yang kemudian membuat istilah tren saat itu : Gogon, singkatan dari Gosip-gosip Underground. Setelah Ujungberung Update, kemudian lahir Crypt from the Abyss yang diasuh oleh Opick Dead, gitaris Sacrilegious saat itu, Loud n’ Freaks yang diasuh oleh Toto, penabuh drum Burgerkill, dan The Evening Sun yang diasuh Dandan sang drummer Jasad. Belakangan, tahun 2000an, Toto bersinergi dengan Eben membuat zine NuNoise, salah satu zine progresif yang mengkover pergerakan musik termutakhir. Zine lainnya yang fenomenal dan terus bergerak hingga kini adalah Rottrevore yang diasuh oleh Rio serta Ferly, gitaris Jasad, merupakan media propaganda musik metal. Belakangan, Rottrevore berkembang menjadi perusahaan rekaman khusus musik metal. Rottrevore dimiliki grinder Jakarta, Rio, tapi dikelola oleh anak-anak Ujungberung Rebels.
Achievements & Events
Baby Riots adalah sebutan anak-anak Ujungberung Rebels bagi pasukan tempur bentukan Butchex, pentolan band The Cruels dan Mesin Tempur. Awalnya, karena perkembangan Ujungberung Rebels yang semakin pesat secara kualitas maupun kuantitas maka mulai terasa konflik dan gesekan dengan masyarakat sekitar. Ujungberung yang berkultur indsutri dan merupakan daerah peralihan yang gantel—kampung bukan, kotapun bukan—melahirkan banyak juga komunitas lain yang serba tanggung dan kemudian lazim kita namakan preman. Mereka kurang senang melihat anak-anak Ujungberung dengan segala totalitasnya, wara-wiri di jalanan mulai dari Pasar Ujungberung hingga jl. Rumah Sakit. Bentrokan dengan preman-preman pun mulai terjadi. Awalnya hanya hangat-hangat tahi ayam, namun ketika semakin kompleks dan merambah ke kekerasan dan perkelahian, maka Ujungberung Rebels merasa harus membuat pasukan sendiri yang di dalamnya terdiri dati mesin-mesin tempur berdaya ledak tinggi. Maka terbentuklah Baby Riots. Baby Riots tak lantas hanya berperan sebatas mesin tempur. Mereka juga ngeband dan banyak menghasilkan karya-karya. Band-band punk Ujungberung asuhan The Cruels adalah beberapa di antaranya selain juga metalhead-metalhead muda yang gejolaknya selalu membara. Musikalitas dan attitude mereka juga tak diragukan lagi.
Musikalitas pula, serta berbagai pencapaian mereka, yang semakin mengokohkan eksistensi anak-anak Ujungberung Rebels. Berbagai rekaman dirilis di komunitas ini dan mewarnai dinamika pergerakan msik metal bawahtanah di Indonesia. Beberapa band sempat dirilis di luar negeri seperti Jasad yang dirilis di Amerika dan Forgotten di Jerman dan Eropa Timur. Pencapaian fenomenal lainnya jelas diraih Burgerkill yang kemudian menjebol label besar, Sony Music Indonesia untuk kontrak enam album, sekaligus mendapatkan penghargaan prestisius di bidang musik dalam ajang Anugerah Musik Indonesia 2004 dengan menyabet kategori Best Metal Production untuk albumnya Berkarat. Belakangan, Burgerkill meninggalkan label besar mereka setelah merasa tak bisa lagi jalan bersama. Ini pula yang menjadi titik lahirnya label Revolt! Records yang menaungi album ketiga Burgerkill, Beyond Coma and Despair. Album ini sangat sukses dan fenomenal dalam pencapaian Burgerkill, dan jelas komunitas Ujungberung Rebels. Berbagai kritik positif dan penghargaan datang menyambut album ini. Terakhir, Beyond… dinobatkan majalah Rolling Stone sebagai salah satu dari 150 album sepanjang masa di Indonesia. Dan Burgerkill memang layak mendapatkan itu, setelah sebelumnya mereka membayar dengan harga yang sangat tak terhingga mahal : meninggalnya sang vokalis, Scumbag Begundal Hardcore Ugal-ugalan.
Kuatnya para musisi Ujungberung dalam memegang prinsip membuat komunitas ini tetap hidup dan dinamis hingga sekarang. Idealisme itu kemudian mereka manifestasikan dalam pergelaran-pergelaran musik yang mereka garap sendiri dan pada akhirnya membuaka ruang juga untuk musisi-musisi di luar Ujungberung untuk ikut berpartisipasi dalam dinamika Ujungberung Rebels. Tiga pergelaran musik yang khas Ujungberung Rebels selain event legendaries Bandung Berisik, adalah Rebel Fest, Rottrevore Death Fest dan Death Fest. Yang menarik, dari pergelaran ini adalah fakta bahwa pergelaran menjadi salah satu ajang regenerasi komunitas Ujungberung Rebels. Selain itu, anak-anak Ujungberung menajdikan pergelaran mereka sebagai ajang mempertunjukan kesenian tradisional sebagai pembuka atau penutup acara. Salah satunya adalah kesenian debus yang ditanggap anak-anak Ujungberung di ajang Death Fest II tahun 2007. Yang paling mengagumkan dari pergelaran yang digelar anak-anak Ujungberung adalah prestasi mereka mengumpulkan 25.000 penonton dalam acara Bandung Berisik IV di Stadion Persib, Bandung tahun 2004. Pencapaian ini diklaim memecahkan rekor pergelaran musik bawahtanah terbesar se-Asia oleh majalah Time Asia.
Ekonomi Kreatif Ujungberung Rebels
Dinamika pergerakan Ujungberung Rebels semakin menggurita saja dari hari ke hari. Kini setidaknya ada tiga lahan garapan ekonomi kreatif yang berkembang di komunitas Ujungberung Rebels, yaitu fesyen, rekaman, dan literasi. Yang paling subur adalah indsutri fesyen. Setidaknya ada enam industri fesyen yang digagas para pentolan Ujungberung Rebels, mulai dari Media Graphic dan distro Chronic Rock yang dijalankan Eben, Distribute yang dijalankan Pey, Reek yang dijalankan Ferly dan Man, Melted yang dijalankan Amenk dan Andris, CV Mus yang dijalankan Mbie, serta Scumbag Premium Throath yang ini diteruskan Erick sepeninggal Ivan.
Di bidang industri rekaman, Ujungberung memiliki dua perusahaan rekaman yang sangat dinamis, Rottrevore Records yang dijalankan Rio dan Ferly serta Revolt! Records yang dijalankan Eben. Rottrevore bahkan memiliki media literasi berupa majalah metal kencang bernama Rottrevore Magazine. Pentolan Ujungberung lainnya yang aktif di dunia literasi adalah Iit dengan toko buku Omuniuum-nya serta Kimung dengan zine MinorBacaanKecil dan penerbitan Minor Books yang menerbitkan biografi Ivan, Myself : Scumbag Beyond Life and Death, sebuah buku fenomenal, bagian dari trilogi sejarah Ujungberung Rebels dan Bandung Underground.
Tentu selain tiga lahan garapan tersebut masih banyak yang lainnya seperti bisnis warnet yang dikelola Kudung atau toko musik atau sentra kuliner. Semua lahan garapan pentolan-pentolan anak-anak Ujungberung Rebels tersebut jelas membuka lebar perbaikan perekonomian minimal di kalangan internal Ujungberung Rebels sendiri, maksimal ya…mungkin membayarkan hutang Indonesia raya yang bejibun itu.
Segala pencapaian itu tak datang dengan sendirinya. Segala datang bersama daya konsistensi yang sangat tinggi dan idealisme yang teguh digenggam satu tangan, sementara tangan yang lain menghajar jalanan dengan senjata kreativitas. Tapi kunci dari segalanya adalah keteguhan prinsip. Panceg dina jalur, tidak gamang menghadapi perubahan. Membaca segala perubahan sebagai kulit saja bukan sebuah inti, sehingga ketika harus menyesuaikan diri dengan perubahan tak lantas kehilangan diri tenggelam dalam euforia di permukaan.
Segala pencapaian itu juga harus dikelola dengan sinergi yang positif di antara lahan-lahan garapan kreativitas sehingga akan terus berkembang dan pada gilirannya menyumbangkan hal positif bagi masyarakat kebanyakan. Sebuah sentra bisnis dan pusat pengembangan budaya di Ujungberung pasti akan menjadi wadah yang menampung segala aspirasi dan hasil kreativitas mereka menuju totalitas yang paling maksimal. Mininal gedung konser yang di dalamnya terdapat juga youth center, dan pusat dokumentasi dan pengembangan riset sosial budaya yang memadai. Berangan-angan? Tidak juga! Panceg dina jalur!

TEKNIK VOKAL METAL

Posted by Bedem Media on 17.53


Inhale : teknik menarik napas dari luar kedalam biasanya distorsi yang didapat lebih banyak daripada Exhale,Tapi lebih nyerap banyak stamina kalau digunakan,saya gak bisa memberi contoh Band apa yang ngegunain teknik ini,karena banyak juga band yang seperti inhale tapi ternyata exhale yaitu randy blyte dari lamb of god.

Exhale: menghembuskan napas dari dalam tubuh keluar,Ini lebih aman dari inhale karena tidak menarik udara dari luar seperti inhale...jadi bisa meminimalisir debu yang masuk kedalam tubuh,Suara yang didapat juga bisa lebih bervariasi dari inhale, Band yang gegunain teknik ini seperti Arch Enemy,I Killed The Prom Queen,Slipknot,Devildriver

Growl : Jenis suara ini biasanya lebih berat dari scream makin dalam pengeluaranya makin serem sampai ada istilah yang disebut Deep Growl,dan jenis suara ini juga bisa didapat dengan teknik inhale maupun exhale.

Pig squeal : Suara yang biasanya disini disebut suara babi,teknik ini biasanya menggunakan inhale tapi tidak ada ketentuan yang pasti...ada juga orang yang mengeluarkan Pig Squeal dengan exhale,Contoh band nya : waking the cadaver,Condemned,Disgorge.
Scream : Karakter vokal ini ada yang menggunakan teknik vibrato (suara getar) yg paling penting, untuk vocal ini apa cukup dengan hanya menaik-turunkan pitch nada , berlatih dari nada yang pelan-pelan tetapi tidak mengurangi karakter Scream yang ada meskipun pelan-pelan hingga jadi cepat secara otomatis bergetarnya.
Grunt : Untuk Teknik yang Satu ini beda dengan Scream maupun Growl, karena Grunt itu menghisap suara. dan teknik ini menurut saya adalah teknik yang sangat mudah dipelajari karena kita hanya perlu berbicara dengan menyedot bukan mengeluarkan. Band yang gunain teknik vocal grunt antara lain : Amon Amarth, Job for a Cowboy, Suicide Silence.
Fry : Tenik ini juga merupakan teknik modifikasi dari Scream, Seperti namanya teknik ini kalo kita dengar suaranya seperti suara yang keluar dari tenggorokan yang kering.
tapi akhir akhir ini saya sharing dengan beberapa vocalist band yang mempunyai karakter vocal fry, mereka mengatakan bahwa teknik ini adalah ciri suara mereka
pertamanya saya tidak percaya tapi setelah saya melihat cara mereka memakai teknik ini
akhirnya saya memang bisa menyimpulkan kalau teknik ini memang adalah dari ciri masing masing karakter suara vocal seseorang. Contoh band yang juga make nii teknik diantaranya : Lamb of God, Bless The Fall, Screaming Factor
.
False : Untuk teknik yang satu ini banyak yang mengatakan bahwa teknik yang satu ini sangat susah karena teknik ini sama halnya seperti Scream namun terjadi Distorsi di tenggorokan dan pelebaran bentuk mulut sehingga menghasilkan suara yang Screamyang tinggi namun berdistorsi. untuk mengeluarkan distorsi di tenggorokan ada cara -caranya :
- cobalah berkata "Heahhh" tapi cara pengeluarannya adalah seperti saat kita berkata "Ehemm - Ehemm" yang menyebabkan tenggorokan kita seperti bergetar
- coba lakukan langkah pertama itu dengan tambahan Scream
- lalu untuk membuat suaranya menjadi tinggi, mainkan bentuk mulut anda. seperti halnya kalau ingin semakin tinggi kita harus lebarkan mulut kita
Untuk anda yang ingin belajar teknik yang satu ini. sering seringlah mendengarkan lagu - lagu dari band yang memakai teknik ini, dari sana pasti anda akan menemukan letak penting dari teknik FALSE ini.Band yang memakai teknik ini : Banyak yang menyangka teknik ini rumit sehingga kurang begitu banyak yang memakai teknik ini, teknik teknik seperti ini banyak di temukan di Band Band yang Beraliran Deathcore, Grindcore, Deathmetal. Contohnya ; Miss May I, Suicide Silence, The Black Dahlia Murder.

JURNAL KARAT DAN UJUNGBERUNG REBELS

Posted by Bedem Media on 17.53



  Tan Hana Nguni, Tan Hana Mangke
Tak pelak, sejarah adalah sesuatu yang sangat dekat dengan kehidupan manusia. Setiap hal yang dilakukan setiap waktunya kelak akan menjadi sejarah, minimal bagi mereka yang berada di dalamnya. Sebagai individu yang senantiasa berhubungan dengan masyarakatnya, maka apa yang dilakukan seorang individu mau tidak mau akan selalu berkaitan dengan kehidupan orang lain. Jika semua yang dilakukan oleh individu dituliskan, maka pada akhirnya akan terlihat jejaring historis yang mengarah kepada kolektivitas historis sebuah komuntas atau masyarakat, bahkan sebuah bangsa.
Sejak 2008, seni karinding mengalami kemajuan yang pesat. Semenjak dimainkan oleh anak-anak metal Ujungberung Rebels, harus diakui jika karinding semakin terbuka terhadap masyarakat luas. Sel-sel yang sejak lama memainkan alat musik ini seperti tergugah dan secara sadar mulai membuka diri juga kepada masyarakat luas.  Salah satu simpul yang kemudian dianggap sebagai pemicu meledaknya kembali karinding di masyarakat adalah Karinding Attack.
Buku ini ditulis sebagai jurnal berisi apa yang dilakukan Karinding Attack—atau disingkat Karat—setiap harinya selama akhir tahun 2008 hingga hari ini. Sejak pertama kali dirilis tangal 22 Januari 2010, jurnal-jurnal ini diproyeksikan untuk buku Panceg Dina Galur, Ujungberung Rebels : memotret gairah pelestarian dan pengembangan karinding yang dilakukan Ujungberung Rebels melalui Karat dan semua yang mereka lakukan. Buku ini juga merupakan seri ke dua Panceg Dina Galur, Ujungberung Rebels, sambungan dari seri pertama yang berjudul, Memoar Melawan Lupa, terbit 9 Februari 2011. Saya kira, kiprah Ujungberung Rebels dalam membangkitan kembali Kasundaan dan karinding patut dilihat sebagai sebuah hal mutakhir dari gejolak hasrat para pionir Ujungberung Rebels. Ini juga merupakan fokus unik yang paling nyata terlihat, selain titian-titian penting di ranah musik metal dan musik ekstrim lainnya yang saya tuliskan secara khusus di buku Panceg Dina Galur, Ujungberung Rebels, rencananya akan terbit September 2011.
Membaca buku ini para pembaca akan disuguhi catatan-catatan harian penulis—Kimung, memakai nama Jon 666—yang merekam semua gejolak yang terjadi dalam tubuh Karat dan juga lingkungan sekitar ketika gejolak itu terjadi. Buku ini juga merangkum sejarah dinamika karinding Ujungberung Rebels antara Oktober 2008 hingga hari ini, berbagai pemikiran dasar permainan karinding ala Karat dan pengaruhnya yang seketika mejadi sangat massif, terutama di kalangan ranah musik metal dan punk. Dipotret juga keterbukaan Karat dalam memahami ragam perbedaan musik dan ranah kreativitas lain dalam satu langgam kolaborasi, sehingga Karat dengan terbuka selalu diterima di mana pun tanpa kehilangan jati diri : sampai hari ini mereka tetap manggung di acara kelas RT, Karang Taruna, pensi SMA, himpunan mahasiswa, konser pop, konser jazz, konser death metal, hingga panggung-panggung jetset sekelas mentri dan pejabat perusahaan besar. Mereka juga membelah diri menjadi kelompok-kelompok karinding melalui Kelas Karinding, dan siap menjadi kelompok-kelompok baru yang secara bersama mengembangkan karinding dengan cara yang lebih terbuka. Inilah seni kelas rakyat yang sesungguhnya, menjadi diri sendiri, melintas kelas, merangkum generasi.
Di buku ini juga dilampirkan beberapa tulisan lepas Kimung berkaitan dengan karinding yang dirilis di internet sepanjang 2010. Beberapa di antaranya adalah kajian mengenai sejarah karinding berdasarkan folklor yang beredar di masyarakat yang mengusung seni karinding. Harus diperhatikan jika kajian yang dilampirkan di sini bukanlah sejarah karinding secara utuh melainkan hanyalah essay singkat yang dirilis untuk mendukung isi Jurnal Karat dan menjawab berbagai gejolak serta pertanyaan yang datang kepada Karat mengenai sejarah dan filosofi karinding dari kawan-kawan di ranah kakarindingan. Butuh satu kajian khusus untuk merekonstruksi kisah sejarah karinding secara utuh. Lagi pula tidak semua data yang saya kumpulkan berdasarkan wawancara Bah Olot, Bah Oyon, serta maestro-maestro karinding lainnya, saya ungkap dalam essay-essay pendek tersebut.
Buku ini juga ditunjang oleh foto-foto dokumentasi karya dan koleksi Cuta Prahadi, Teddy, Hadii Bungsu, Isumet To, Gundul Under, Wilda Qurrota al-Ayuni, Wisnu Jawis, Kimung Core, Okid Gugat, Addy Gembel, Ginanjar Ahmad Yuslia, Abah Supriyanto, Cindy Oktavianti, Iit Boit, Mang Tahu, Kimovity, Idham Mahardika, Addy Gembel, Utun Sundawan, Angga Badilz, Fauziah Safarina, Arief Budiman, Yuki Setiawan, Theresia Nitha, Angelick Keeley, Ziggie Wiggy, Gigi Trah, Sheni Under, Ranti Puji Agusti, Sufiyanto Adisuryo, Bobbie Zulfikar, Dimas Under, Ghera Ruhimat, Zemo Cabalero, Elma Purna Deka, Noni Lobaseuri, Andianto, Mang Epi Wibawa, Ndin Kherawan, dan beberapa foto yang tidak diketahui karya siapa. Foto-foto tersebut terserak di internet tanpa identitas yang jelas. Saya coba cantumkan URL di mana foto-tersebut diunduh.
Dengan ditulis dan dipublisnya buku Jurnal Karat, diharapkan akan mendukung rekonstruksi kebangkitan seni karinding melalui apa yang dilakukan oleh Ujungberung Rebels, Sunda Underground, dan Karinding Attack. Dari sana kita bisa mulai memetakan dan menggali potensi ekonomi, sosial, budaya, dan dinamika ekonomi kreatif di komunitas-komunitas pengrajin karinding yang pada gilirannya akan memberikan penghidupan yang layak bagi musisi, pengrajin serta berbagai pihak yang berkaitan erat dengan bisnis karinding. Lebih jauh, buku Jurnal Karat diharapkan mampu memberikan pemahaman dinamika seni karinding dan komunitas Ujungberung Rebels serta potensi ekonomi kreatifnya kepada masyarakat luas. Dengan demikian pemahaman ini akan membangun kesadaran untuks enantiasa mempererat persaudaraan di kalangan masyarakat pecinta seni karinding secara khusus dan seni Sunda lainnya secara umum serta saling memperkenalkan dan membangun jaringan melalui kisah sejarah dengan komunitas-komunitas lain dalam ranah musik Indonesia.
Hajar terus jalanan!

DESKRIPSI BUKU :
Judul : Jurnal Karat dan Ujungberung Rebels
Penulis : Kimung
Penerbit : Minor Books
Terbit : 20 Oktober 2011
OUTLINE :
  • JURNAL KARAT # 1, 22 JAN 2010, THE BEGINNING IS THE END IS THE BEGINNING IS THE END
  • JURNAL KARAT # 2, 29 JANUARI 2010, KAWIH PATI, KARINDING MAN, DAN KOLABORASI LAGU KARAT NEW YORK NEW YORK  DENGAN DIKI BEATBOXER.
  • JURNAL KARAT # 3, 5 FEBRUARI 2010, WASHED, “LAGU PERANG”, NEW YORK, “KAWIH PATI” FIXXX
  • JURNAL KARAT # 4, 12 FEBRUARI 2010, KOLABORASI TIGA TITIK HITAM BURGERKILL
  • JURNAL KARAT # 5, 19 FEBRUARI 2010, BURGERKILL BERKARAT DI “TIGA TITIK HITAM
  • JURNAL KARAT # 6, BURGERKILL VS KARAT DIUNDUR, KOLABORASI EUROEPE IN DE TROPPEN DI LAGU NEW YORK
  • JURNAL KARAT # 7, 5 MARET 2010, EYEFEELSICK  & TELEVISION WEEK !!!
  • JURNAL KARAT # 8, 12 MARET 2010, TELEVISION WEEK PART 2 & GRINDONESIA TOUR 2010
  • JURNAL KARAT # 9, 19 Maret 2010, SUNDA UNDERGROUND DI BCCF, ANJING API, MTV’s BURGERKILL BERKARAT DI “TIGA TITIK HITAM
  • ·         JURNAL KARAT # 10, 26 Maret 2010, THE SPIRIT OF YOUTH!!!
  • JURNAL KARAT # 11,  2 APRIL 2010, THE NEWBORN AWAKENING
  • JURNAL KARAT # 12, 9 APRIL 2010 LIRIK-LIRIK LAGU TERBARU KARAT SO WE CAN SINGALONG!
  • JURNAL KARAT # 13, 16 APRIL 2010, NICE BOYS DON’T PLAY ROCK N’ ROLL
  • JURNAL KARAT # 14, 23 APRIL 2009 MANTAPKAN REKAMAN!!!!
  • JURNAL KARAT # 15, 30 APRIL 2010, DAN KEKOSONGAN MENYERGAP….
  • JURNAL KARAT # 16, 30 April – 14 Mei 2010 BACKPACKERS EDITION PART 666
  • JURNAL KARAT # 17, 21 MEI 2010 KOLABORASI DENGAN TISNA SANJAYA DAN LAGU SUSU—SUNDA SUOMI—BERSAMA NENG ELISA
  • JURNAL KARAT # 18, 28 Mei 2010, MANTAPKAN REKAMAN DAN KOMITMEN MENGGARAP LAGU BAHASA INDONESIA “MAAP KAMI TIDAK TERTARIK PADA POLITIK KEKUASAAN” DAN “KELAS RAKYAT”
  • JURNAL KARAT # 19, 4 JUNI 2010, “HAMPURA MA II” RECORDING SESSION : AND NOTHING ELSE MATTER…
  • JURNAL KARAT # 20, 11 JUNI 2010, SLAMAT ULANG TAHUN KANG HENDRA! MUGIA RAHAYU, WALUYA SALAMINA, SING KARAIH CITA-CITANA, BAGJA DUNYA AHERAT, BERKAH SADAYANA! AHUNG! AMIIN!
  • JURNAL KARAT # 22, 25 Juni 2010, TENTANG KARINDING PALID DAN SYUTING “HAMPURA MA II”
  • JURNAL KARAT # 23, 2 Juli 2010 LAGU PERANG = LAGU PINTAR DAN CICALENGKA MAGICAL MYSTERY TOUR
  • JURNAL KARAT # 24, 9 Juli 2010 PAPASAKAN KOKI KIKA & KARAT LIVE RECORD SESSION NU SUBSTANCE FEST 2010
  • JURNAL KARAT # 25, 16 Juli 2010, ROAD TO RECORDING : CICALENGKA MAGICAL MYSTERY TOUR PART 2 : KAWE EXPLORING FOR KARAT’S RECORD & VILLA KARINDING BAH OLOT DI CIMANGGUNG.
  • JURNAL KARAT # 26, 9 Juli 2010 KUDETA PANGGUNG BY KARAT & RENCANA KOLABORASI DENGAN ANGKLUNG & MUSIK DISTORSI
  • JURNAL KARAT # 27, 30 Juli 2010 SIA SIA ASA AING FIKS – BAH OLOT ROOTS BLOODY ROOTS – PENGGARAPAN LAGU ANTI MAPAN SELAMANYA DAN 3 DAYS!!!
  • JURNAL KARAT # 28, 6 AGUSTUS 2010 : SELAMAT DATANG DI GERBANG KERAJAAN SERIGALA!!!!!
  • JURNAL KARAT # 30, 20 AGUSTUS 2010, KARAT VS UNDER PIC MUTTAFUKKA KICK ASS!!!!
  • JURNAL KARAT # 31, 27 AGUSTUS 20 LIVE RECORDING SESSION WITH DJ LUNA RANTI
  • JURNAL KARAT # 32, 3 SEPTEMBER 2010 DIALOG KEREN KARAT & DONOR DARAH DAN KONSER KARINDING FOR CHARITY
  • JURNAL KARAT # 33, 10 SEPTEMBER 2010 KARAT VS DONOR DARAH PART 3, ANTI KARAT, DAN SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1431 H MINAL ADIN WAL FAIDZIN, MAY TOMORROW WILL BE BETTER THAN THE LAST ^^
  • JURNAL KARAT # 35, 24 SEPTEMBER 2010, KARINDING SEBAGAI SALAH SATU DARI 200 IKON BANDUNG 2010 VERSI PIKIRAN RAKYAT, KARINDING BATUJAJAR, KARMILA, OKID’S BDAY,  
  • JURNAL KARAT # 36, 24 SEPTEMBER 2010, KARAT LIVE IN APA KABAR INDONESIA TVONE DAN LIVE RECORDING SESSION KARAT VS GIRI KERENCENG
  • JURNAL KARAT # 37, 8 OKTOBER 2010, PERSIAPAN KOLABORASI FROM HELL PASAR SENIT ITB XXX!!!
  • JURNAL KARAT # 38, 15 OKTOBER 2010, PASAR SENI ITB XXX DAN MEMBEDAH LIRIK GIRI KERENCENG
  • JURNAL KARAT # 39, 22 OKTOBER 2010, ROAD TO JAZZY KARAT WITH SONY AKBAR, SYUTING “AYO MENYANYI” TRANS 7 & SI KABAYAN SABA KOTA LIVE IN KONFERENSI OSLO TENTANG LINGKUNGAN HIDUP
  • JURNAL KARAT # 40, 29 OKTOBER 2010, ROAD TO JAZZY KARAT WITH SONY AKBAR # 2 : “SIA SIA ASA AING” ON JAZZ
  • JURNAL KARAT # 41, 5 NOVEMBER, SILATURAHMI MUSISI KARINDING DI CIREUNDEU, KARAT LIVE IN HEADCORE &  UNITE 4 HUMANITY, ROAD TO JAZZY KARAT WITH SONY AKBAR BAND # 3
  • JURNAL KARAT # 42, 12 NOVEMBER, BANDUNG WORLD JAZZ 2010 WALKOUT, SARASVATI SESSION, STUDIO HEARING SESSION
  • JURNAL KARAT # 43, 19 NOVEMBER, SENIMAN BAGUN PAGI WITH TISNA SANJAYA, KARAT IN COLLABORATION WITH THE ILLUMINATOR’S ARTWORKERS & ROAD OF JOY TO SARASVATI
  • JURNAL KARAT # 44, 19 NOVEMBER, SARASVATI LAYUNG BERKARAT AND ROAD TO INDONESIAN DRUMMER WITH ANDRIS BURGERKILL PT. 1
  • JURNAL KARAT # 45, 3 DESEMBER 2010, SELAMAT MENIKAH KI AMENK, INDONESIAN DRUMMER SESSION, DAN TIGA LAGU BARU KARAT.
  • JURNAL KARAT # 46,  DESEMBER 2010, WITH SARASVATI IN NO BOUNDARIES, DRUM’S DAY WITH BURGERKILL, NORVAN PECANDUPAGI R.I.P, PAPERBACK READER, PAPAY DI KARAT
  • JURNAL KARAT # 47, 17 DESEMBER 2010, KARAT WITH BURGERKILL & BLAST N BEAT DI BANDUNG DRUMS DAY DAN KOMITMEN REKAMAN LAGI!!
  • JURNAL KARAT # 48, 24 DESEMBER 2010, KONSER SAKARAT, PAPAY BERGABUNG DENGAN KARAT, SELAMAT MENIKAH NITHA-IRMAN & GO RECORD THE BEST!!!
  • JURNAL KARAT # 49, 31 DESEMBER 2011, KARAT DI PERINGATAN 70 TAHUN INDONESIA MENGGUGAT, HAPPY NEW YEAR 2011! SAWELAS CAHAYA DI SALIRA!
  • JURNAL KARAT # 50, 7 JANUARI 2011, KARAT DI LIPUTAN 6 SIANG SCTV, REKAMAN LAGU “RIRIWA DI MANA-MANA”, SARASVATI BERKARAT DI “TIGA TITIK HITAM”
  • JURNAL KARAT # 51, 14 JANUARI 2011, DVD KARAT, SAKARAT SESSION FOR SMA 2 BANDUNG
  • JURNAL KARAT # 52, 21 JANUARI 2011, Sakarat di Bazaar SMA 2 Bandung, Karat di Babakan Asih, dan Penciptaan “Lapar Ma!”
  • JURNAL KARAT # 21, 18 JUNI 2010, SOMEWHERE IN THE PRIVATE MIND…
  • JURNAL KARAT # 29, 13 AGUSTUS 2010 : BERGURU KE BAH OLOT SANG MAESTRO DAN BERBAGAI RENCANA…
  • JURNAL KARAT # 34, 17 SEPTEMBER 2010 TODAY YOUR LOVE TOMORROW THE WORLD!
  • JURNAL KARAT # 53, 28 JANUARI 2011, GERBANG KERAJAAN SERIGALA & LAPAR MA FIXXX # 1
  • JURNAL KARAT # 54, 4 FEBRUARI 2011, GERBANG KERAJAAN SERIGALA & LAPAR MA FIXXX # 2, KARAT VS PELUKIS-PELUKIS CANTIK
  • JURNAL KARAT # 55, 11 FEBRUARI 2011, GERBANG KERAJAAN SERIGALA & LAPAR MA FIXXX # 3, MENCANDU PAGI, DAN SYUTING OASIS METRO TV
  • JURNAL KARAT # 56, 18 FEBRUARI 2011, GERBANG KERAJAAN SERIGALA & LAPAR MA FIXXX # 2, KIWARI ARTWEEK
  • JURNAL KARAT # 57, 25 FEBRUARI 2011, DI KABUYUTAN BATUNUNGGAL, “GERBANG KERAJAAN SERIGALA”, “LAPAR MA!”, DAN “TAI KOTOK”
  • JURNAL KARAT # 58, 4 Maret 2011, WITH SARASVATI, KIMUNG’S BDAY, LIVE IN IMTV
  • JURNAL KARAT # 59, 11 Maret 2011, KARINDING INDONESIA OPENS!!!
  • JURNAL KARAT # 60, 18 Maret 2011, UJUNGBERUNG REBELS DI SELISIK PIKIRAN RAKYAT DAN RENCANA ORGY BERSAMA RATNA, TAMI, MAYA, USWA
  • JURNAL KARAT # 61, 25 Maret 2011, CINEAM MAGICAL MYSTERY TOUR MENGUNJUNGI MAESTRO KARINDING BAH OYON
  • JURNAL KARAT # 62, 25 Maret 2011, KARAT ORGY WITH RATNA, TAMI, MAYA, USWA, TISNA SANJAYA, DAN PAPAP LUV AMEL
  • JURNAL KARAT # 63, 7 April 2011, MANCAWARNA SARASVATI : KARAT, SARASVATI, BOHEMIAN, TAISOGOTHO, DAN FLAVA
  • JURNAL KARAT # 64, 15 April 2011, MANCAWARNA SARASVATI
  • JURNAL KARAT # 65, 22 April 2011, FLAVA, PAPERBACK, TASIKMALAYA MAGICAL MISTERY TOUR, KARAT DI REKOR MURI RAMPAK 370 KARINDING, HARI BUMI 2011, DAN KOMITMEN REKAMAN
  • JURNAL KARAT # 66, 29 April 2011, TONG NGABAJAK BISI BODO!
  • JURNAL KARAT # 67, 6 Mei 2011, KARINDING DI BANDUNG BERISIK V, SESI REKAMAN FLAVA DAN RIOTS
  • JURNAL KARAT # 68, 13 MEI 2011, FRIDAY THE 13TH!!! FLAVA VS EGA TROPPEN, “THREE DAYS” PAPERBACK, KARAT ROAD TO MASSIVE RECORDING

  • JURNAL KARAT # 69, 20 MEI 2011, VOICE OF ISOLA, ARIEL PETERPAN, DAN SESSION 1 KARAT MASSIVE RECORDING
  • JURNAL KARAT # 70, 27 MEI 2011, SESSION 2 & 3 KARAT MASSIVE RECORDING, JURNAL KARAT BOOK
  • JURNAL KARAT # 71, 3 JUNI 2011, FLAVA DI TVONE, SESSION 4 & 5 KARAT MASSIVE RECORDING, BUKU
  • JURNAL KARAT, ESSAY FOTO IGOR
  • JURNAL KARAT # 72, 10 JUNI 2011, KARAT MENGGUGAT BANDUNG BERISIK V PART 1, 2, 3
  • JURNAL KARAT # 73, 17 JUNI 2011, KARAT MENGGUGAT DI BANDUNG BERISIK V PART END & BUKU JURNALKARAT
  • JURNAL KARAT # 74, 24 JUNI 2011, SAKARAT DI MARANATHA, SILATURAHMI BANDUNG BERISIK V, FLAVA & RIOTS DI IMTV, DAN EVALUASI LAGU-LAGU KARAT
  • JURNAL KARAT # 75, 24 JUNI 2011, FLAVA BERSAMA RAKYAT PARA SULTAN, KOSEAK AWI BATUJAJAR, PENGGALANGAN DANA BUKU JURNAL KARAT, DAN KARINDING WANITA
  • JURNAL KARAT # 76, 8 Juli 2011, Karat’s Massive Recording Session # 9 : Rekaman Alat Tiup dan Konser Resital Kekas karinding
  • JURNAL KARAT # 77, 15 Juli 2011, Karat di Nu Substance
  • JURNAL KARAT # 78, 22 Juli 2011, Karat Massive Recording Session # 10
  • JURNAL KARAT # 79, 29 Juli 2011, Paperback Recording Session, Flava New Songs, Laras di Donor Darah AMS
  • JURNAL KARAT # 80, 5 Agustus 2011, GET TOGETHER ONE MORE TIME! DISKO PEMBERONTAKAN TI ISUK JEDUR NEPI KA SORE JEDER!
  • JURNAL KARAT # 81, 12 Agustus 2011, Tata Perwajahan Buku Jurnal Karat Dirobah!
  • JURNAL KARAT # 82, 19 Agustus 2011, RENCANA G30S/PKI DAN KARINDING DI NAKSAH SUNDA KUNA “PENDAKIAN SRI AJNYANA”
  • JURNAL KARAT # 83, 26 Agustus 2011, MAN JASAD BERSAMA PASUKAN KARINDING RAWK ART OF MOTION DAN BERBAGAI RENCANA KONSER TUNGGAL KARAT
  • JURNAL KARAT # 84, 2 September 2011, PERWAJAHAN BUKU JURNAL KARAT FIKS SAMPAI EDISI 72, HAPPY 3rd ANNIVERSARY IWOENG DJADI dan SELAMAT IDUL FITRI 1432 H SEMOGA SEMUA BERKAH!
  • JURNAL KARAT # 85, 9 September 2011, Bamboo Art Stage Instalation & Get Well Addy Gembel!
  • JURNAL KARAT # 86, 16 September 2011, PAPERBACK HIGHLIGHT & KARAT PHOTO SESSION
  • JURNAL KARAT # 87, 23 September 2011, G 30 S/KARAT
  • JURNAL KARAT # 88, 30 September 2011, KEKAR DI BRAGAFEST 2011 & DUMMY JURNAL KARAT
  • JURNAL KARAT # 89, 7 Oktober 2011, Holiday in the Sun!
  • JURNAL KARAT # 89.5 SELAMAT DATANG DI GERBANG KERAJAAN SERIGALA!
  • JURNAL KARAT LAMPIRAN # 1 : KARINDING MENGHAJAR JALANAN!!!
  • JURNAL KARAT LAMPIRAN # 1 : LETS LEARN KARINDING & RAWKKK!!!    

  • RSS
  • Facebook
  • Twitter

Pencarian